Logo AQUA

4 Tanda-Tanda bayi Alami Dehidrasi, Agar Tidak Demam

Hidup Sehat | 01 Desember 2024

Bagikan:

4 Tanda-Tanda bayi Alami Dehidrasi, Agar Tidak Demam

Sebagai orang tua, Anda wajib mengetahui tanda dehidrasi pada bayi. Pasalnya, anak-anak terutama bayi cukup rentan mengalami kondisi kekurangan cairan.

Biasanya, hal ini bisa dilihat bila si kecil enggan bermain, bibir kering, warna urine lebih gelap, dan lain sebagainya tergantung tingkat dehidrasi pada bayi tersebut.

Penyebab dehidrasi pada bayi pun sangat beragam. Jika tak ditangani dengan benar, tentu kondisi tersebut bisa berisiko bagi si kecil.

Maka dari itu, yuk kenali ciri-ciri dehidrasi pada bayi, penyebab, hingga cara mengatasinya di artikel berikut. Simak sampai habis ya!

Tanda-Tanda Dehidrasi pada Bayi dan Anak-Anak

Tanda-tanda dehidrasi pada bayi, tergantung dengan kategorinya. Berikut ini adalah berbagai ciri-ciri dehidrasi pada bayi dan anak-anak berdasarkan tingkat keparahannya.

Tanda Dehidrasi pada Bayi yang Ringan

  • Kurang aktif atau lebih sedikit bermain
  • Kotoran jadi lebih encer karena diare

Tanda Dehidrasi pada Bayi yang Sedang

  • Lebih jarang buang air kecil, di mana per harinya kurang dari 6 popok basah.
  • Mulut atau bibir kering dan pecah-pecah
  • Lebih sedikit air mata ketika menangis
  • Kepala menjadi lebih lunak dan tampak cekung
  • Lemas
  • Rewel
  • Sering haus

Tanda Dehidrasi pada Bayi yang Berat

  • Buang air kecil hanya 1-2 kali dalam sehari
  • Tampak lebih mengantuk dari biasanya
  • Kaki dan tangan terasa dingin
  • Kulit tidak elastis
  • Ubun-ubun dan tampilan mata lebih cekung
  • Tubuh pucat
  • Napas cepat dan pendek
  • Tidak keluar air mata ketika menangis
  • Tidak mau menyusu
  • Penurunan kesadaran

Penyebab Dehidrasi pada Bayi yang Perlu Mom's Perhatikan

Sebelum membahas lebih jauh mengenai tanda dehidrasi pada bayi, ada baiknya Anda memahami penyebabnya terlebih dahulu. Berikut beberapa di antaranya:

1. Demam

Penyebab dehidrasi pada bayi adalah demam. Saat demam, tubuh bayi akan mengeluarkan keringat. Hal tersebut membuatnya mengalami penguapan air dari kulit sebagai reaksi tubuh agar badan si kecil tetap dingin [2].

Lalu, apabila bayi merasa panas, ia akan bernapas lebih cepat hingga akhirnya kehilangan cairan lebih banyak. Inilah yang menyebabkan dehidrasi.

2. Tidak Mau Menyusu

Penyebab dehidrasi bayi yang kedua adalah turunnya nafsu minum susu. Ketika si kecil tidak mau menyusu, ia tentu akan kekurangan asupan ASI sehingga menyebabkan dehidrasi.

Biasanya, kondisi ini dipicu oleh sejumlah kondisi, seperti pilek, tumbuh gigi, sariawan, sakit tenggorokan, atau hal lain yang terasa kurang nyaman di mulut bayi.

Ketika dehidrasi masih belum begitu berat, biasanya kemauan anak untuk menyusu sangat meningkat.

Akan tetapi, jika sudah termasuk dehidrasi berat, kemauan anak untuk menyusu justru akan menurun karena lemas.

3. Diare dan Muntah

Penyebab dehidrasi pada bayi lainnya adalah diare dan muntah akibat permasalahan saluran cerna, seperti gastroenteritis.

Ketika mengalami diare, bayi akan kehilangan cairan dalam jumlah besar, sementara tubuhnya tidak dapat menyerap cairan dari usus dengan baik.

Sehingga, cairan dalam tubuh si kecil terkuras habis hingga menyebabkan dehidrasi atau bahkan demam.

4. Berkeringat

Apakah bayi dehidrasi berkeringat? Tentu selain karena demam, tanda dehidrasi pada bayi juga bisa disebabkan oleh suhu udara panas dan terasa sesak.

Aktivitas si kecil yang terlalu banyak juga membuat bayi berkeringat sehingga memicu tubuh bayi mengeluarkan cairan lebih banyak.

Baca juga: 11 Makanan Sehat untuk Anak yang Bergizi dan Lezat, Cek Yuk!

Cara Mengatasi Dehidrasi pada Bayi

Sebagai orang tua, sangat penting untuk Anda mengetahui tanda dehidrasi pada bayi agar bisa memberikan penanganan awal dengan cepat.

Dalam kondisi dehidrasi tersebut, anak memerlukan perawatan berdasar tingkat keparahannya. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan.

  • Terus berikan ASI kepada bayi setidaknya dua atau tiga jam. Jika menggunakan susu formula, beri sekitar 1 sampai 3 ons susu.
  • Jauhkan anak dari suhu udara atau cuaca terlalu panas ataupun lembab. Pastikan si kecil berada di tempat teduh, sejuk, dan nyaman.
  • Apabila bayi mengantuk selama lebih dari 3 jam, cobalah bangunkan si kecil untuk menyusui.
  • Jagalah kebersihan dengan sering mencuci tangan, terlebih setelah mengganti popok bayi dan sebelum menyiapkan botol susu.

Kebutuhan cairan yang terpenuhi pada bayi ditandai dengan frekuensi buang air kecil normal, yakni minimal 6 kali setiap hari.

Jika cara di atas tidak menunjukkan perubahan setelah 12 jam atau bahkan menjadi semakin parah, segeralah periksakan si kecil ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan lebih lanjut.

Terutama apabila dehidrasi tersebut terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan. Namun, jika anak sudah berusia lebih dari 6 bulan, Anda diperbolehkan memberikan air mineral untuk memenuhi kebutuhan cairannya.

Baca juga: Bolehkah Bayi Minum Air Putih? Begini Penjelasan Lengkapnya

Demikianlah pembahasan mengenai tanda dehidrasi pada bayi, penyebab, dan juga cara mengatasinya yang perlu Anda ketahui.

Demi mencegah dehidrasi pada anak, pastikan Anda memilih air mineral berkualitas seperti AQUA untuk air minum si kecil di rumah.

Tak perlu ragu, AQUA mampu memberikan kebaikan mineral karena langsung dikemas dari sumber air pegunungan pilihan.

Melalui ratusan uji kualitas, AQUA diproses dengan sistem terintegrasi secara menyeluruh tanpa tersentuh tangan. Sehingga kemurnian mineralnya selalu terjaga sampai ke tangan Anda.

Yuk, rasakan kesegaran air minum berkualitas dengan mengonsumsi #AQUADULU di setiap aktivitas Anda!

Referensi:

  1. 13 Tanda Bayi Dehidrasi yang Perlu Orang Tua Waspadai - Buka
  2. Kenali Tanda Dehidrasi pada Anak dan Bayi - Buka

Artikel Terkait

Tidak ada artikel.

Website ini menggunakan cookie untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari lebih lanjut .