Seiring waktu, tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan mulai meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan kepedulian dan keaktifan masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah, baik organik maupun anorganik.
Salah satu cara mengolah sampah organik secara alami yang banyak dilakukan adalah dengan pengomposan. Secara umum, cara membuat pupuk kompos relatif mudah. Alat dan bahan membuat pupuk kompos juga tidak sulit untuk ditemukan.
Hanya saja, proses pembuatan kompos memang cenderung memakan waktu. Tapi, buka berarti mustahil untuk membuatnya sendiri, ya. Penasaran, apa saja tahapannya? Mari bahas dan pelajari lebih lanjut di artikel ini!
Cara Membuat Pupuk Kompos
Bagi Anda yang suka bercocok tanam, tentunya sudah tidak asing lagi dengan pupuk kompos. Pada dasarnya, pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik, seperti daun, sisa tanaman, dan lain sebagainya.
Pupuk kompos adalah salah satu bagian atau jenis dari pupuk organik. Melalui pupuk kompos, Anda bisa meminimalkan penggunaan pupuk kimia pada tanaman karena pupuk ini lebih ramah lingkungan. Yuk, simak cara membuatnya di bawah ini:
1. Menyiapkan Alat dan Bahan Membuat Pupuk Kompos
Langkah pertama membuat pupuk kompos, yakni menyiapkan alat dan bahan. Perlu diketahui bahwa bahan pupuk kompos berasal dari sampah organik. Jadi, Anda harus mengumpulkan dan memisahkannya terlebih dahulu dari sampah anorganik.
Untuk alatnya, Anda bisa menyiapkan pisau sebagai alat pencacah atau pemotong, alat pengaduk, sarung tangan, wadah menampung sampah, dan ember untuk melarutkan aktivator. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat pupuk kompos di antaranya:
- Potongan sayuran dan buah.
- Kulit telur.
- Daun kering, rumput, atau potongan tanaman.
- Ampas kopi.
- Kayu maupun kulit kayu yang dicincang sampai halus.
- Bumbu dapur kedaluwarsa.
- Koran, kertas, atau tisu bekas.
- Debu dari belakang lemari es.
- Sedotan.
- Serbuk gergaji dari kayu yang tidak diolah.
- Air secukupnya.
- Tanah.
- Arang sekam.
- Aktivator (zat untuk mengaktifkan kerja organisme pengurai agar proses pembusukan maupun penguraian bahan organik semakin cepat).
2. Tahap Pencacahan
Setelah alat dan bahan sudah siap, potong atau cacah sampah organik dengan pisau. Tujuannya adalah agar sampah-sampah tersebut menjadi lebih kecil dan halus. Potonglah hingga ukurannya sekitar 1–2 cm.
Anda bisa mendahulukan bahan yang berukuran kecil. Ukuran sampah organik yang semakin kecil akan membuat waktu pengomposan berlangsung semakin cepat.
3. Proses Pencampuran
Setelah semua bahan dicacah, campurkan seluruh bahan secara merata. Cara membuat pupuk kompos ini berfungsi untuk menjaga kelembapan maupun porositasnya supaya lebih ideal. Dengan demikian, proses pengomposan tidak akan memakan waktu.
Jangan lupa juga untuk menambahkan pupuk kandang, kompos jadi, serbuk gergaji, atau tanah sebagai inokulan. Kemudian, tuangkan larutan air dengan aktivator, misalnya EM4 ke bahan-bahan kompos dan aduk hingga merata.
Baca juga: 7 Kerajinan dari Botol Plastik yang Praktis dan Bermanfaat
4. Menutup Tempat Penyimpanan
Selanjutnya, letakkan campuran sampah organik di wadah yang kedap udara dan tertutup. Pastikan bahwa wadah benar-benar telah tertutup rapat, sebab udara yang masuk dapat mengganggu proses pembusukan tidak akan berjalan dengan sempurna.
5. Proses Pendiaman
Agar tidak terkena hujan, simpanlah wadah kompos di tempat teduh. Diamkan selama beberapa hari sampai proses pembusukan terjadi. Supaya aliran udara (aerasi) di dalam wadah bisa berlangsung baik, lakukan pengadukan seminggu sekali.
Cara membuat pupuk kompos ini pun berguna untuk memastikan bahwa pupuk kompos tersebut tetap dalam kondisi yang lembap. Dengan begitu, proses pengomposan dapat berjalan secara lebih cepat.
6. Waktu Tunggu
Saat proses pengomposan terjadi, suhu yang ada di dalam wadah akan mengalami peningkatan. Hal ini menandakan bahwa sejumlah mikroorganisme sedang bekerja untuk menguraikan senyawa kimia di dalam sampah organik menjadi lebih sederhana.
Selain melakukan pengadukan, dianjurkan untuk menyirami pupuk jika kelembapannya kurang dari 40–60% selama waktu tunggu. Anda bisa melakukan penyiraman sewaktu-waktu ketika kondisi pupuk terlalu kering.
7. Tahap Pemanenan
Setelah masa pengomposan, yakni memasuki minggu ke-7 sampai 8 limbah organik akan menjadi pupuk kompos yang matang. Pada tahap ini, suhu yang ada di dalam wadah mulai kembali normal.
Pupuk kompos juga sudah siap digunakan untuk kebutuhan pertanian. Biasanya, kompos yang bagus mempunyai karakteristik tertentu, seperti butirannya halus, berwarna cokelat kehitaman, dan berbau seperti tanah.
Saat kompos sudah jadi, Anda bisa manfaatkan botol plastik bekas, seperti botol AQUA di rumah untuk dijadikan wadah menanam atau sekadar menyimpan kompos. Jadi, botol AQUA yang tidak terpakai lagi bisa diubah menjadi barang lebih bermanfaat.
Di samping itu, penyimpanan kompos di botol AQUA juga dapat membuat kompos tampak lebih rapi. Sebab, ketika bibit tanaman sudah ada, Anda dapat langsung mengambil botol AQUA yang berisi pupuk kompos dan langsung menanam di dalam botol tersebut. Jadi, lebih praktis, bukan?
Baca juga: 5R Daur Ulang: Kenali Prinsip Ini untuk Jaga Lingkungan
Demikian pembahasan mengenai cara membuat pupuk kompos yang praktis dan mudah dari sampah-sampah organik. Proses pembuatannya menawarkan solusi alternatif yang lebih berkelanjutan dan ekonomis untuk pengelolaan limbah maupun tanah.
Selama membuat kompos, jangan sampai Anda terlalu lelah dan dehidrasi sebab kurang mengonsumsi air putih, ya. Untuk itu, selalu sediakan AQUA Life. AQUA Life merupakan varian AQUA botol yang dibuat 100% dari botol plastik daur ulang.
Nantinya, botol AQUA Life bisa didaur ulang kembali. Itulah mengapa Anda dapat menggunakannya untuk menyimpan kompos. Hal ini juga sejalan dengan program #BijakBerplastik AQUA dan komitmen AQUA dalam menjaga kelestarian lingkungan.
AQUA juga berasal dari pegunungan terpilih yang sumber mata airnya terlindungi melalui 9 kriteria pemilihan, 5 tahapan, dan minimal 1 tahun penelitian pada lebih dari 600 parameter. Produk asli Indonesia ini pun telah menerima sertifikasi halal.
Tidak hanya itu, produk AQUA telah memenuhi standar SNI maupun BPOM. AQUA 100% Murni, 100% Indonesia, dan 100% Halal. Jangan ragu lagi untuk selalu menyediakan AQUA guna menemani aktivitas harian!