Logo AQUA

Depresi: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Hidup Sehat | 07 Juni 2023

Bagikan:

Depresi: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Depresi adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang kehilangan minat untuk melakukan berbagai aktivitas.

Di samping itu, jenis gangguan mental ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Itulah mengapa, menjaga kesehatan mental adalah hal yang penting untuk dilakukan setiap orang agar tidak terserang gangguan depresi.

Nah, untuk mengetahui apa itu depresi, penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya, yuk, simak artikel berikut ini!

Apa itu Depresi?

Depresi adalah salah satu jenis gangguan mental yang dapat memengaruhi perasaan, pikiran, hingga tindakan seseorang.

Para pengidap depresi umumnya akan merasakan gejala-gejala utama seperti afek depresif (suasana hati cenderung negatif dan sedih secara mendalam), anhedonia (kehilangan berbagai minat untuk melakukan rutinitas yang disukai), hingga anenergi (mudah lelah).

Akibatnya, seseorang yang mengidap depresi akan mengalami berbagai masalah emosional hingga menurunkan kinerjanya.

Dampak depresi ini bisa berlangsung cukup lama dan mudah kambuh, sehingga rutinitas seseorang akan terganggu.

Oleh sebab itu, apabila terdapat orang di sekitar Anda yang mengidap depresi, sebaiknya segera ditangani dengan membawanya ke profesional.

Pasalnya, depresi yang dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan seseorang untuk melukai dirinya sendiri, bahkan juga bisa memicu pikiran bunuh diri.

Penyebab Depresi

Gangguan depresi yang muncul, pada umumnya bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari masalah biologis, hingga konsumsi obat-obatan.

Adapun sejumlah penyebab depresi adalah sebagai berikut.

1. Masalah Biologis

Salah satu penyebab depresi adalah adanya masalah biologis yang terjadi pada otak. Biasanya, permasalahan biologis ini menyebabkan bentuk fisik otak mengalami perubahan.

Meskipun demikian, bentuk perubahan otak ini belum diketahui secara pasti. 

Namun, sebuah penelitian dalam Cermin Dunia Kedokteran menyebutkan jika adanya abnormalitas monoamin bisa menyebabkan terjadinya depresi.

Nah, monoamin sendiri merupakan neurotransmiter pada otak yang membantu menyebarkan informasi ke seluruh tubuh.

Beberapa jenis hormon dari neurotransmiter, seperti dopamin, norepinefrin, dan serotonin inilah yang dapat memicu terjadinya depresi.

2. Gangguan Hormon

Penyebab depresi berikutnya adalah gangguan hormon. Adanya perubahan atau ketidakseimbangan hormon bisa memicu terjadinya gangguan depresi.

Kondisi tersebut kerap terjadi selama masa kehamilan serta beberapa bulan setelahnya. 

Di samping itu, seseorang dengan permasalahan tiroid dan pada masa menopause juga sangat berisiko terserang depresi.

Baca juga: 10 Manfaat Lampu Tidur Saat Istirahat, Bantu Jaga Kesehatan!

3. Faktor Keturunan

Faktor keturunan juga termasuk salah satu penyebab depresi yang mungkin terjadi. 

Jadi, apabila dalam keluarga inti Anda ada yang memiliki riwayat bipolar, skizofrenia, atau gangguan mental lainnya, maka risiko terserang depresi akan lebih tinggi.

4. Kondisi Medis

Penyebab depresi berikutnya adalah memiliki riwayat penyakit fisik yang berkelanjutan. 

Seseorang yang memiliki riwayat penyakit berbahaya, seperti kanker, diabetes, hingga parkinson akan lebih rentan terserang depresi.

Pasalnya, rasa sakit yang ditimbulkan dari penyakit tersebut bisa menyebabkan menurunnya semangat dan kualitas hidup seseorang, sehingga lebih berisiko terserang gangguan mental.

5. Kepribadian

Kepribadian yang dimiliki seseorang juga dapat memicu terjadinya gangguan depresi, lho.

Misalnya adalah pada orang yang mudah merasa kewalahan dalam mengerjakan sesuatu atau sering overthinking, maka risiko terjadinya stres dan depresi akan meningkat.

6. Peristiwa Kehidupan

Setiap orang umumnya pernah melewati peristiwa menyedihkan dalam hidupnya. Nah, peristiwa kehidupan yang pernah Anda lewati juga bisa memicu terjadinya depresi.

Misalnya adalah kematian orang tercinta, trauma masa lalu, kurangnya dukungan, stres, hingga kebiasaan sering mengisolasi diri, akan membuat Anda rentan terkena depresi.

7. Konsumsi Obat-obatan

Terakhir, penyebab depresi adalah seringnya mengonsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping gangguan mental.Pada umumnya, obat memang dapat membantu menjaga kesehatan. 

Namun, mengonsumsi beberapa jenis obat yang memiliki efek samping depresi secara berlebihan juga memicu terjadinya gangguan mental ini.

Selain itu, mengonsumsi alkohol dan narkoba juga bisa menjadi salah satu penyebab sekaligus memperburuk kondisi depresi.

Gejala Depresi

Depresi adalah gangguan mental yang lebih dari sekadar perasaan sedih. Untuk itu, terdapat tanda-tanda depresi lainnya yang perlu Anda kenali sejak dini.

Adapun sejumlah gejala depresi adalah sebagai berikut.

  • Merasa putus asa, tidak berharga, hingga rendah diri.
  • Mudah merasa bersalah.
  • Cenderung sensitif, sehingga mudah marah dan menangis.
  • Suasana hatinya cenderung buruk dan merasa sedih secara berkelanjutan.
  • Selalu merasa khawatir dan cemas secara berlebihan.
  • Tidak termotivasi dan tertarik untuk melakukan banyak hal.
  • Adanya perubahan periode menstruasi pada perempuan.
  • Mudah merasa lelah serta kehabisan tenaga.
  • Sulit untuk berpikir, berkonsentrasi, serta mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
  • Cara bicara dan gerakan tubuh relatif lebih lambat dibandingkan biasanya.
  • Kehilangan gairah seksual.
  • Mengalami gangguan tidur, seperti insomnia.
  • Mengalami perubahan berat badan hingga kehilangan selera makan.
  • Timbulnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.

Baca juga: 8 Manfaat Aromaterapi untuk Kesehatan & Tips Menggunakannya

Diagnosis Depresi

Nah, apabila Anda atau orang terdekat ada yang mengalami beberapa gejala depresi seperti penjelasan sebelumnya, sebaiknya segera datang ke dokter untuk dilakukan diagnosis.

Adapun sejumlah tahapan diagnosis depresi adalah sebagai berikut:

  • Mengajukan sejumlah pertanyaan (anamnesis) terkait kesehatan pasien untuk mengetahui kemungkinan penyebab depresi.
  • Melakukan tes laboratorium untuk memastikan ada atau tidaknya gangguan kelenjar tiroid yang bisa menjadi salah satu penyebab depresi.
  • Melakukan pemeriksaan mental dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada pasien yang berkaitan dengan gejala yang dirasakan, pikiran, hingga pola perilaku.
  • Menyesuaikan dengan kriteria DSM-5 atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.

Komplikasi Depresi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, depresi adalah gangguan mental serius dan dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditangani.

Depresi yang tidak segera diatasi bisa memicu terjadinya kondisi lebih parah dan komplikasi. Adapun beberapa bentuk komplikasi depresi adalah sebagai berikut.

  • Meningkatkan risiko terserang penyakit fisik.
  • Kelebihan berat badan yang bisa memicu diabetes dan penyakit jantung.
  • Berisiko menimbulkan masalah pekerjaan, pendidikan, hingga konflik keluarga.
  • Terjadinya gangguan panik, kecemasan, hingga fobia sosial.
  • Munculnya perasaan hingga percobaan bunuh diri.
  • Terjadinya penyalahgunaan narkoba dan pelarian dengan mengonsumsi alkohol.
  • Terjadinya kematian dini akibat kesehatan tubuh yang memburuk.

Cara Mengatasi Depresi

Lantas, bagaimana cara mengatasi depresi agar tidak terjadi komplikasi? Pada umumnya, depresi bisa ditangani dengan bantuan ahli.

Adapun penjelasan mengenai cara mengatasi depresi adalah sebagai berikut.

1. Psikoterapi

Salah satu cara mengatasi depresi adalah dengan melakukan psikoterapi. Perawatan ini bisa direkomendasikan pada jenis depresi ringan sampai berat.

Nah, jenis-jenis psikoterapi sendiri ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

  • Cognitive Behavior Therapy (CBT): Terapi yang bertujuan membantu penderita depresi untuk melepaskan emosi negatif dan menggantinya dengan pikiran positif.
  • Interpersonal Therapy (IPT): Terapi yang bertujuan membantu menangani masalah yang muncul ketika pengidap depresi sedang berinteraksi dengan orang lain.
  • Problem Solving Therapy (PST): Terapi yang bertujuan membantu meningkatkan kemampuan penderita depresi dalam menghadapi berbagai peristiwa pemicu rasa tertekan.
  • Terapi Psikodinamik: Psikoterapi yang berfungsi untuk membantu penderita depresi dalam memahami perasaan dan respons terhadap tindakannya.

2. Terapi Stimulasi Otak

Selain melalui psikoterapi, cara mengatasi depresi juga bisa dilakukan dengan terapi stimulasi otak.

Terapi ini umumnya akan ditujukan kepada para penderita depresi yang tidak kunjung pulih setelah diberikan obat oleh dokter.

Terapi stimulasi otak juga terdiri atas beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

  • Vagus Nerve Stimulation: Terapi yang dilakukan dengan memasak elektroda pada leher penderita depresi untuk stimulasi saraf vagus.
  • Electroconvulsive Therapy (ECT): Terapi yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik ke otak pasien dengan melewati kulit kepala. Terapi ini akan menyebabkan pasien kejang sejenak.
  • Transcranial Magnetic Stimulation (TMS): Terapi yang dilakukan dengan memanfaatkan magnet untuk dijadikan sebagai arus listrik pada bagian tengkorang bawah pasien. Terapi ini dilakukan untuk membantu mengatur emosi pengidap depresi.

3. Perawatan Diri Sendiri

Cara mengatasi depresi juga bisa dilakukan dengan perawatan pribadi. Cara ini bisa dilakukan ketika depresi masih tergolong ringan.

Adapun cara perawatan mandiri yang dapat dilakukan oleh pengidap depresi adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara rutin dan meningkatkan kualitas tidur.

Di samping itu, perawatan mandiri ini juga bisa dilakukan dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan yang sehat serta menghindari alkohol.

4. Mengonsumsi Obat

Terakhir, cara mengatasi depresi adalah mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan resep dokter.

Mengonsumsi obat-obatan umumnya dapat membantu menyeimbangkan kadar bahan kimia pada otak. Pada umumnya, obat yang diresepkan oleh dokter adalah antidepresan. 

Namun, perlu diingat, sebaiknya penderita depresi tidak mengonsumsinya secara berlebihan, karena bisa memperparah kondisi dan memicu komplikasi.

Cara Mencegah Depresi

Selain mengetahui cara mengatasinya, Anda juga perlu memahami tips mencegah depresi agar terhindar dari risiko terjangkit gangguan mental satu ini.

Adapun beberapa cara mencegah depresi adalah sebagai berikut.

  • Membangun kebiasaan hidup sederhana dan membuat rencana jangka pendek atau panjang.
  • Mengurangi kebiasaan menyendiri dan membiasakan diri untuk sering bersosialisasi.
  • Berolahraga secara rutin, minimal adalah sekitar 15-30 menit per hari.
  • Mengonsumsi makanan bernutrisi secara teratur.
  • Menghindari pemicu stres, seperti rasa khawatir berlebihan.

Demikian sederet informasi mengenai apa itu depresi, gejala, penyebab, cara mengatasi, hingga tips mencegahnya.

Berdasarkan pembahasan di atas, bisa disimpulkan jika depresi adalah gangguan psikologis yang sangat berbahaya, hingga berdampak pada rutinitas sehari-hari.

Oleh sebab itu, Anda perlu mengetahui gejalanya sejak dini agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Salah satu cara menjaga kesehatan mental yang bisa Anda lakukan adalah dengan memperbanyak konsumsi air mineral, seperti AQUA.

Air mineral terbukti mampu memperbaiki suasana hati, karena membawa oksigen untuk dialirkan ke seluruh tubuh.

Nah, AQUA adalah air mineral yang berasal dari pegunungan dan diproses melalui sejumlah pengujian, sehingga nutrisinya tetap terjaga.

Di samping itu, AQUA terasa dingin alami dan segar sekalipun tidak Anda masukkan ke dalam kulkas, karena 100% murni air pegunungan.

Untuk itu, mari biasakan #AQUADULU setiap hari! Diciptakan oleh alam, 100% MURNI air mineral pegunungan tanpa tambahan apapun, sebagaimana alam ingin Anda meminumnya.

Baca juga: 9 Manfaat Mandi Air Hangat bagi Kesehatan, Bantu Atasi Stres!

Referensi:

  1. Depresi: Gejala, Penyebab dan Mengobati - Buka
  2. Depresi - Gejala, Penyebab, dan Pengobatan - Buka

Artikel Terkait

Tidak ada artikel.

Air Mineral Resmi Timnas Indonesia

Website ini menggunakan cookie untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari lebih lanjut .